AMBANG BATAS SCAFFOLDING BERDASARKAN KESALAHAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA
Abstract
Abstract: The purpose of this study was to identify students' thinking errors in solving mathematical problems and giving scaffolding thresholds. this research uses descriptive exploratory method. And this research was carried out in SMP PGRI Poncokusumo class VIII, the subject of this study amounted to 11 people but only 3 were presented in thesis with level 2 scaffolding. The data collection process was preceded by giving test questions (SPLDV) then students were asked to solve mathematical problems. So the results of the work are identified in the pattern of mistakes. Students who produce the wrong work, are subject to research. The results of this research are to show the differences in students' thinking before giving scaffolding threshold and during giving scaffolding threshold. The difference occurs because the researcher provides scaffolding threshold according to the type of thinking errors experienced by students. When students have difficulty understanding the problem, the scaffolding threshold given is in the form of a directional question. If students have difficulty connecting with the previous concept, the scaffolding threshold is given in the form of instructions for making tables and recalling the material that has been learned. If students have difficulty in formulating strategies, assistance is given in the form of encouragement to recall planned strategies.
Keyword: Scaffolding, threshold error of thinking, mathematical problems.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesalahan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dan pemberian ambang batas scaffolding. penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif. Dan penelitian ini dilakukan di SMP PGRI Poncokusumo kelas VIII subjek penelitian ini berjumlah 11 orang namun yang dipaparkan dalam skripsi hanya 3 dengan scaffolding level 2. Prosudur pengambilan data diawali dengan pemberian soal tes (SPLDV) selanjutnya siswa diminta untuk menyelesaikan masalah matematika. Sehingga hasil pekerjaan tersebut di identifikasi pola kesalahannya. Siswa yang menghasilkan pekerjaan salah, dijadikan subjek penelitian.Hasil penelitiian ini adalah menunjukan adanya perbedaan berpikir siswa sebelum pemberian ambang batas scaffolding dan selama pemberian ambang batas scaffolding. Perbedaan terjadi karena penelti memberikan ambang batas scaffolding sesuai jenis kesalahan berpikir yang dialami siswa. Ketika siswa mengalami kesulitan dalam memahami masalah, ambang batas scaffolding yang diberikan berupa pertanyaan arahan. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam menghubungkan dengan konsep terdahulu, ambang batas scaffolding yang diberikan berupa petunjuk untuk membuat tabel dan mengingat kembali materi yang telah dipelajari. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam menyusun strategi, bantuan yang diberikan berupa dorongan untuk mengingat kembali strategi yang sudah direncanakan.
Kata Kunci: Scaffolding, ambang batas kesalahan berpikir,masalah matematika.
References
Anghileri, Julia. 2006. Scaffolding Practices that Enhance Mathematics learning Journal of
Mathematics Teacher Education. 9(1), 33-52.
Applebee & Langer. 2013. Model pembelajaran scaffolding. [Online].
Tersedia:htpps://akhmadsudrajat. Wordpress. com/2013/12/02/ pembelajaran scaffolding
untuk-kesuksesan-belajar-siswa/.
Adinegara. 2010. Vygotskian Perspective: Proses Scaffolding untuk mencapai Zone of Proximal
Development (ZPD). Tersedia:http://dlog.Unnes.ac.id/adinegara/2010/03/04/vygotskianperspective-n proses-scaffolding-untuk-mencapai-zone-of-proximal-development-zpd/.
(diunduh 20 januari 2017)
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Brudie, K. 2010. Teaching mathematical reasoning in secondary school classroms. New York:
Springer.
Bingolbali, E., Akkoc, H., Ozmantar, M. F., & Demir, S. 2011. Pre-service and Inservice teachers”
Views of the seurces of students.
Bruner, J.S. 1950. Social psychology and group processes. Annual Review of Psychology,
,119 – 150. Diunduh dari https://dx. doi.org/10. 11146/annurev.ps. 01.020150.001003.
Creswell, J. W. 2012. Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods
approaches ( California: Sage Publications.
Depertemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.
Endahwari, S. 2010. Eksperimentasi Pendekatan Pemecahan Masalah Polya dalam
Metode Diskusi Kelompok Pada soal Cerita Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
Ditinjau dari Krativitas Belajar Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP Negeri 10
Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi.Surakarta:Universitas Sebelas Maret.
Gasong. 2007. Langkah – langkah Pembelajaran Scaffolding. Diposkan oleh Fhian 2 April
Gal, H., & Linchevski, L. 2010. To see or not to see: Analyzing difficulties visual perception.
Educational Studies in Mathematics, 74(2), 163 – 183.
Hagon & Pressley. 1997. Model pembelajaran scaffolding. [Online], http // findmystudies.
Blogpot.co.id/2016/03/model pembelajaran-scaffolding.html.
Hidayati, Nunung R. Dkk. 2013. Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Program
Linear Dengan Pemberian Scaffolding Journal Penelitian Kependidikan 2013.
Indahwati, Prasis. Subanji, & Sisworo. 2013. Proses Berpikir siswa kelas VIII SMPN 2 Blitar
dalam pemecahan masalah himpunan dengan pemberian scaffolding (Tesis tidak
diterbitkan). Universitas Negeri Malang, Malang.
Kaselin, dkk. 2013. Kemampuan Kominikasi Matematis Pada Pembelajaran Matematika Dengan
Pembelajaran React Berbasis Etnomatika, Unnes Journal of Mathematcs Education
ResearchISSN 2252-6455.
Khodijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press. Pol, Volman, &
Beishuzen. 2010. Scaffolding in Teacher – Student Interaction.
Kostolan, dkk. 1992. Identifikasi jenis-jenis kesalahan menyelesaikan soal-soal matematika yang
dilakukan siswa kelas II program AI SMA sekotamadya Malang. Malang: ikip.
Maleong, Lexy. 2011. Meteologi Penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marion, Zulkardi, & Somakim. 2015. Desain pembelajaran pola bilangan menggunakan model
jaring laba – laba di SMP. Jurnal kependidikan 45(1),44-61.
Northem Illinois University. 2012. Reflective Journals and Learning
Logs|Online|.Tersedia:http://www.niu.edu/facdev/resources/guide/assessment/reflective
journals 20 and learning logs.pdf|27 Februari 2016|
Prayitno, A., Subanji, & Muksar, M. 2006. Refractive thinking with dual strategy in solving
mathematics problem. IOSR Journal of Research & Method in Education Ver. III, 6(3), 49-
Diunduh dari https://doi. Org/10. 9790/7388-0603034956.
Reiser, B. J. 2004. Scaffolding complex learning: The mechanisms of structuring and
problematizing student work. Journal of the Learning Scieces, 13(3), 273-304. Diunduh
dari https://doi.org/10.1207/s15327809j1s1303_2.
Retna, Milda. 2013. Proses Berpikir Siswa Dalam menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Berdasarkan
Kemampuan Matematika. Journal Nasional Matematika (2013).
Sujiati, Anik. 2011. Proses Berpikir Siswa Dalam Pemecahahan Masalah Dengan Pemberian
scaffolding. Tesis tidak diterbitkan, Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri
Malang.
Slavin, R. E. 1997. Educational psychology: Theory and practce. New York: Allyn Bacon Inc.
Solso, R. L. 2009. Pskologi kognitif (edisi 8). Jakarta: Erlangga
Subanji, & Nusantara, T. 2013. Karakterisasi kesalahan berpikir siswa dalam mengontsruksi
konsep matematika. Journal Ilmu Pendidikan, 19(2), 208-217.
Dx.doi.org/10.17977/jip.v19i2.4215.
Santrock. E. 2004. Psikologi pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Santoso, Budi et al. 2013. Diagnosis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi
Sistem Persamaan Linear Dua Satu Variabel Serta Upaya Mengatasinya Menggunakan
Saffolding. Malang: Jurnal tidak diterbitkan. Diakses tanggal 11 pebruari 2019.
Sugiono. 2014. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Eman. 2003. Strategi pembelajaran matematika konteporer, Bandung:JICA.
Wardoyo, Sigit M. 2013. Pembelajaran konruktivitisme. Bandung:Alfabeta.
Van Der Stuyf, R. R. 2002. Scaffolding as a teahing strategy, Diunduh dari http://
workplacesafety, pbworks. Com/f/Scaffold Learning.doc.
Van de Pol, J., Volman, M., & Beishuzen, J. 2010. Scaffolding in teacher-student interaction: A
decade of research. Uducationnal Psychologi Review, 22 (3), 271-296. Diunduh dari
https://doi.org/10.1007/s10648-010-9127-6.
Zuhri, D. 1998. Proses berpikir siswa kelas II SMPN 16 Pekan Baru dalam Menyelesaikan soalsoal perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai (Tesis tidak diterbitkan).
Universitas Negeri Surabaya
Copyright (c) 2022 Jurnal Penelitian & Pengkajian Ilmiah Mahasiswa (JPPIM)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.